Setelah
beberapa hari yang lalu sempet curhat tentang lajang terakhir di diary BAW,
sekarang lagi galau tentang perjuangan cinta atau pertanda. Sampai sekarang
belum nemu dech bedanya. Salah satu contohnya bila tiba – tiba orang tua tidak
menyetujui, apakah bisa di anggap pertanda? Atau misalkan jawaban mengambang
apakah itu termasuk pertanda atau perjuangan yang harus kita hadapi?
Kalau
kita memperjuangkan sesuatu ntar di kira melawan orang tua. Kalau kita pasrah
ntar di kira ga niat. Ada salah seorang teman yang bilang kalau leboh baik kita
udah sreg dan mantap dengan pasangan walaupun orang tua mungkin kurang sreg. Alasannya
karena kita akan dengan ikhlas melayani suami. Paling tidak walaupun hidup
sengsara tapi itu adalah pilihan hidup kita. Sedangkan kalau hanya orang tua
yang sreg, ada kemungkinan kita kurang ikhlas melayani sang suami. Kebetulan temanku
itu ada di posisi yang terakhir.
Entahlah
apa bener seperti itu? Apakah iya suami itu belum tentu jodoh kita? Pertanyaan yang
iseng muncul yang di sodorkan oleh temanku itu. Padahal dari sisi religious dia
lebih dari aku. Dia juga yang mendorong aku untuk memperjuangkan apa yang kita
yakini. Lah kalau yang di perjuangin ga mau gimana?hwakakakka
Ya
sudahlah pada akhirnya di kembalikan lagi sama pemiik hati. Mungkin doa kita
ada yang salah, atau mungkin perilaku kita ada yang kurang berkenan. Yakin saja
kalau Allah sudah menuliskan nama jodoh kita laukhful mafudz. Hanya tinggal
waktu dan kesabaran.
Maaf
ya pagi – pagi postingan udah galau mellow gini hwakakakak..
hehe, sabar aja, mba. mungkin rezeki berupa jodoh hanya sedang ditangguhkan aja. nanti juga dateng di saat yang tepat. tetap positif thinking aja, dan silaturahim tetap jalan baik sama ortu atau calon yang dulu deket.
BalasHapus