Sebuah Kisah Tentang Sabar.




            Assalamualaikum wr.wb
            Seperti tahun kemarin bulan Ramadhan setiap hari Insya Allah saya akan posting tentang materi kuliah subuh. Kebiasaan sudah saya lakukan sekitar dua tahun yang lalu. 
            Pagi ini (18/6/2015) pengisi kuliah subuh adalah Ust.Nur Yasin. Beliau melanjutkan kitab yang pernah di bahas pada Ramadhan tahun yang lalu. Kitab tersebut menceritakan tentang Manaqib Syech Abdul Qodir Jaelani atau kisah hidup beliau. Sebelum memulai materi beliau berpesan selama bulan Ramadhan untuk menghindari yang membatalkan puasa. Salah satu contohnya adalah ghibah atau yang mendekati. Menonton tayangan yang tidak ada manfaatnya. Akan lebih baik bila mengisi waktu dengan tadarusan atau hal positif lainnya.
            Syech Abdul Qodir Jaelani merupakan seorang alim ulama pemimpin para wali. Ilmunya sangat bermanfaat dan beliau juga seorang sufi yang dekat dengan kaum fakir. Kaum fakir adalah orang yang tidak mampu. Menurut Syech Abdul Qodir Jaelani orang yang fakir tapi sabar lebih utama di bandingkan orang kaya yang syukur. Sedangkan orang fakir yang mau bersabar dan bersyukur jauh lebih utama dari apapun.
            Syech Abdul Qodir Jaelani pun menceritakan sebuah kisah tentang kesabaran. Ada seorang kyai yang ingin mengetes santrinya. Santri tersebut berbadan tinggi dan besar. Sang kyai menyuruh santri tersebut untuk memecahkan batu yang besar di depan pesantren. Sang santri pun menurut.
            Sang santri pun kemudian mulai berusaha memecahkan batu tersebut dengan sebuah palu. Terus berusaha tapi batu tersebut tidak juga pecah. Sang santri pun sudah kepayahan merasa tidak sanggup. Tapi karena patuh dengan sang kyai maka ia pun terus berusaha sampai 95 kali percobaan. Sang santri menyerah.
            Sang santri pun menghadap sang kayai untuk melaporkan bahwa tugasnya belum terlaksana. Sang kyai pun berusaha merayu agar santri tersebut pantang menyerah. Rayuan itu berhasil. Santri pun kembali mencoba sampai lima kali. Tapi kemudian menyerah lagi. total percobaan 100 kali. Sang kyai merayu lagi tapi di tolak oleh sang santri. Bahkan sang santri meminta agar beliau saja yang mencoba memecah batu tersebut.
            Akhirnya sang kyai pun melakukan hal tersebut. sekali percobaan ternyata batu itu langsung pecah. Sang santri pun terkagum-kagum dan memuji sang kyai. Namun sang kyai malah tersenyum dan berkata bahwa santrilah yang hebat karena mau bersabar dalam memecahkan batu tersebut. sudah takdir Allah bahwa batu itu harus pecah di pukulan ke 101. K
            Pada akhirnya kisah tersebut memberikan suatu pelajaran bahwa dalam menghadapi sesuatu kita harus bersabar dan jangan putus asa. Karena kita tidak akan pernah tahu kapan Allah akan memberikan hasil dari sabar tersebut.
            Mudah-mudahan postingan ini bermanfaat, terima kasih sudah berkunjung.
            Wassalamualaikum wr.wb

4 komentar

  1. kadang kita terlalu banyak menuntut pada Allah, padahal dengan sabar dan ikhlas semua akan menjadi lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba..begitulah manusia...makasih udah berkunjung ya mba..

      Hapus
  2. bener banget ya, mba. usaha terus menerus akan menghasilkan suatu saat nanti. yang penting berbaik sangka sama Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba..karena sebenarnya sabar itu ga ada batasnya..selfreminder buat aku heheh

      Hapus

Hei Terima kasih sudah berkunjung...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya..nanti saya akan berkunjung balik...
please jangan tinggalkan link hidup..
Terima Kasih