Mulut dan Hati



            Assalamualaikum wr.wb        
Kuliah subuh hari ke dua (19/6/2015) ini di isi oleh ust. A.Fauzi. Beliau merupakan salah satu pengajar di madrasah Al-Bannin. Kali ini tema yang di bahas adalah perkara yang baik dan tidak baik. Namun sebelum ke materi ada beberapa mukadimah yang beliau sampaikan.
Salah satu keutaamaan bulan Ramadhan adalah sepuluh hari pertama Allah memberikan rahmat, sepuluh hari kedua Allah memberikan ampunan dan sepuluh hari ke tiga Allah bebaskan dari api neraka. Oleh karena itu sayang sekali apabila Ramadhan terlewat begitu saja. Akan lebih baik bila selain wajib, maka kita mengerjakan sunnah Rasul. Seperti orang yang berdagang, wajib itu modalnya sedangkan sunah itu adalah keuntungannya.
Ada seorang alim ulama yang diminta oleh seorang dermawan untuk menyembelihkan hewan kurbannya. Si dermawan itu kemudian meminta bagian yang paling baik dua saja. Sisanya boleh di berikan kepada yang membutuhkan. Alim ulama itu kemudian memberikan lidah dan hati. Keesokan harinya si dermawan meminta untuk di sembelihkan hewan kurbannya. Kali ini ia meminta sebaliknya. Ia meminta bagian kurban yang tidak baik. Lalu apa yang alim ulama berikan? Ternyata lidah dan hati juga.
Lidah dan hati bisa menjadi sesuatu yang sangat baik tapi juga bisa menjadi sesuatu yang sangat tidak baik. Terkadang lidah bisa menyenangkan orang lain atau pun berdzikir, tapi tak jarang lidah juga membuat banyak orang terluka. Hati yang terkadang berprasangka baik dan buruk kepada Allah.
Rasulullah pernah berbicara kepada para sahabatnya, bahwa orang yang lewat pintu itu akan masuk surga. Ternyata lewatlah sahabat Saad bin Abi Waqosh. Rasulullah pun mengulang ucapan yang sama keesokan harinya dan lagi-lagi Saad bin Abi Waqosh yang lewat. Terus berulang sampai tiga kali. Sampai akhirnya ada sahabat Rasul yang lain penasaran. Amalan apa yang Saad bin Abi Waqosh lakukan hingga Rasulullah sampai tiga kali mengucapkan bahwa ia akan masuk surga.
Akhirnya ia meminta ijin kepada Saad bin Abi Waqosh untuk menginap di rumahnya. Alasannya karena ia memiliki masalah di rumah. Tiga hari ia berda di rumah tersebut memperhatikan kesehariaan sahabat Saad. Akan tetapi tidak ada yang istimewa. Bahkan amalannya kalah jauh dari sahabat yang lain.
Sahabat ini pun setelah tiga hari berpamitan kepada sahabat Saad. Sebelumnya ia mengatakan alasan yang sebenarnya kenapa ia sampai menginap. Sahabat Saad pun berkata “amalan yang saya lakukan ya sama yang kau lihat selama menginap di rumah”. Akan tetapi sahabat itu tidak percaya. Ia mendesak lagi tapi sahabat Saad pun tetap menjawab hal yang sama. Sampai saat sahabat itu pergi, Saad pun memanggilnya kembali.
Ternyata amalan yang membuat ia masuk surga adalah kebiasaannya sebelum tidur. Sebelum tidur ia selalu mengingat siapa saja hari ini yang telah ia lukai hatinya. Orang yang hari ini di lukia hatinya, maka ia akan meminta ampun kepada Allah dan mengirimkan Al-fatihah. Sedangkan orang melukai hatinya maka ia sidah maafkan. Sehingga sebelum tidur ia tidak memiliki musuh.
Amalan yang sangat sederhana tetapi bermakna. Karena terkadang lisan kita mudah untuk menyakiti dan hati mudah untuk terluka. Sehingga secara tidak sengaja kita justru mempunyai musuh karena lisan. Oleh karena itu Ramadhan kali ini yuk kita bersihkan lidah dan hati. Kita jaga lisan dan hati kita dari hal-hal yang melukai sesame.
Sekian kuliah subuh tadi pagi semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum wr.wb

2 komentar

  1. Susah untuk diterapkan. Hehe. Kalo ngantuk biasanya langsung tidur ga introspeksi dulu. :D semoga bisa mulai diterapkan sekarang. Makasih sharingnya, mba.

    BalasHapus
  2. iya mba..kayaknya untuk orang kayak kita susah ya hehehe. tapi minimal sebelum tidur setelah baca doa ayat kursi baca istighfar mba...

    BalasHapus

Hei Terima kasih sudah berkunjung...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya..nanti saya akan berkunjung balik...
please jangan tinggalkan link hidup..
Terima Kasih