Tidak terasa
ya Ramadahan sebentar lagi akan usai. Perasaan baru kemarin saya ngos-ngosan
taraweh karena perut yang semakin membesar, eh ternyata lebaran sudah di depan
mata. Sebenarnya banyak resolusi lebaran yang sudah saya rencanakan saat kami
baru menikah. Sayangnya, karena kondisi hamil besar beberapa resolusi lebaran
di cancel. Ada beberapa resolusi lebaran yang sudah saya rancang : bisa
berseragam dengan keluarga (ayah,mama,dua adek, saya dan suami), bersilaturahmi
ke Bandung sekalian bulan madu, dan nyadran.
Tetapi akhirnya hanya nyadran
yang menjadi #ResolusiLebaran tahun ini.
Nyadran merupakan salah satu tradisi di
tempat saya saat hari raya idul fitri. Nyadran
adalah bersilaturahmi kepada keluarga yang lebih tua. Tradisi ini hanya bisa dilakukan
oleh mereka yang sudah menikah. Keluarga yang dikunjungi biasanya orang tua,
mertua, kakak, paman/tante, budhe/pakdhe, nenek dan lain sebagainya. Saat
bersilaturahmi tentu saja harus membawa jinjingan. Jinjingan tersubut harus
terdiri dari makanan dan minuman. Kalau kata orang tua jaman dulu seh sebagai
ganti dari hidangan yang disajikan oleh tuan rumah. Bagi yang masih dalam
lingkup desa biasanya menggunakan gula, teh dan jajanan. Sedangkan yang berada
di perkotaan biasanya sudah memilih sirup dan jajanan. Alasannya sirup lebih
murah daripada gula hwakakaka. Kebetulan suami berasal dari kabupaten yang
masih desa, jadi ya harus pakai gula dan teh (mahal banget gula sekarang).
Sedangkan keluarga saya pakai sirup. Beruntunglah bagi mereka anak pertama dan
adik-adiknya sudah menikah, pasti bakalan dapat berkilo-kilo gula dan timbunan
makanan dari adik atau keponakannya hehehe. Biasanya buat yang merasa bakal di
kunjungi, harus anteng di rumah biar kalau ada tamu yang datang ga kecele. Kebiasaan keluarga kami biasanya
malam lebaran kumpul di satu rumah pakdhe. Rombongan adik dan
keponakan-keponakan segambreng. Biasanya memang sudah janjian nyadran bareng jadi lebih meriah.
salah satu contoh jinjingan yang akan dibawa *bukan iklan ya hehehe |
Berhubung kami
adalah keluarga baru, jadi tradisi nyadran
menjadi salah satu cara mengenal lebih dekat dengan saudara suami/istri. Karena
memang kami tidak pacaran dan sehabis menikah Alhamdulillah langsung hamil,jadi
saya pribadi belum tahu benar keluarga besar suami. Kebetulan suami ini
keluarga besar. Total keluarga yang akan kami kunjungi ada sekitar 30 keluarga!
Banyaak khan ya. Itu saja sudah ada yang dipangkas sana-sini karena kondisi
hamil takut saya kelelahan. Dan belum termasuk keluarga mama yang di Bandung.
Banyaknya nyadran yang akan kami lakukan tentu
saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kalau satu jinjingan di budget empat
puluh ribu sudah ketahuan kan jumlahnya. Belum biaya-biaya yang lain hiks. Persiapan
lebaran yang sudah saya siapkan setelah menikah pun terpakai untuk acara empat
bulanan dan harus berbagi dengan persiapan melahirkan. Walaupun pada akhirnya
masih bisa terhandle dengan pangkas sana-sini. Kebetulan untuk perencanaan lebaran kali ini, kami menggunakan simapanan hari raya yang ada di koperasi. Sayangnya kami agak telat mengikuti program ini jadi hasilnya pun kurang maksimal. Karena kami harus membagi tiga pos yaitu pos untuk acara empat bulanan, lebaran dan melahirkan.
Berhubung
kami ingin tahun depan bisa melaksanakan salah satu resolusi lebaran yang
tertunda yaitu silaturahmi ke bandung, maka kami memutuskan untuk mulai
perencanaan keuangan yaitu menabung dengan serius. Harapan kami adalah agar bisa tetap melaksanakan tradisi nyadran di Tegal dan tetap
bersilaturahmi ke Bandung tanpa terkendala biaya. Memang butuh perjuangan yang
berat untuk mengatur keuangan, tapi Insya Allah semuanya akan di mudahkan
karena niat kami baik. Lagipula saya pribadi ingin membahagiakan mama dengan
menemani beliau mudik ke kampung halamannya. Sekaligus mengenalkan si kecil
kelak kepada keluarga Bandung.
Akhirnya
saya memutuskan untuk menggunakan tabungan
berjangka saja. Kebetulan saya sempat melihat beberapa produk perbankan di
cermati.com. pilihan saya pun jatuh kepada produk tabungan berjangka yang
setorannya ringan dan bisa diambil kapan saja. Walaupun pasti ada denda kalau
mengambil sebelum waktu perjanjian. Habis gimana lagi mau disesuaikan dengan
puasa tahun depan juga belum pasti plus bulan ini banyak pengeluaran hehehe.
Jadi kami akan memulai pada bulan Agustus.
Strategi
kami tabungan berjangka untuk biaya ke Bandung di ambil dari pendapatan suami.
Sedangkan pendapatan saya mungkin akan saya alokasikan ke simpanan hari raya di
koperasi untuk biaya nyadran. Kenapa
tidak dijadikan satu? Karena saya salah satu pengurus koperasi jadi harus ikut
simpanan hari raya hehehe. Lagi pula tabungan berjangka bisa auto debet dari
saldo. Jadi saat suami transfer saya tidak perlu pusing lagi. Oiya! Tentu saja ThePower of Lima Ribu tetap dilaksanakan ya.
Pasti akan
terasa berat tapi kami yakin dengan perencanaan keuangan yang baik, bisa
membuat kami bernafas lega saat menjelang lebaran. Tentu saja berharap nyadran tahun depan bisa lebih banyak
keluarga yang kami kunjungi. Kami percaya bahwa silaturahmi itu banyak
manfaatnya salah satunya bisa memperlancar rejeki. Sharing yuk resolusi lebaran
teman-teman atau ada tradisi unik lebaran apa di kotamu?
Nyadran...saya baru tahu namanya Mak. Wah, kebayang biaya yang harus disiapkan untuk keperluan nyadran ya.. apalagi 30 keluarga *hadooh
BalasHapusiya mba...kebayang khan dana yang harus di sipakan..tapi kalau ga lebaran ya ga mungkin bisa berkunjung ke sodara..karena kesibukan hehehe...
HapusWah, banyak juga ya, mba. Kalo di rumahku juga gitu, tapi entah deh jumlahnya berapa. Makin berkurang kayaknya.
BalasHapusini juga ada sodara suami yang ga aku kunjungi soalnya di cangkring jalannya rusak..kuatir sama kandungan..maklum naik motor hehehe
HapusWah, istilah sama tapi artinya beda, nyandran yg aq tahu itu ziarah ke makam leluhur sebelum bulan puasa :)
BalasHapusiya aku juga baru tau pas di semarang kalau di sana nyadran itu ziarah kubur sebelum puasa..budaya Indonesia kaya ya mba..
HapusCermati dot com dalam hal ini sangat membantu ya, Mbak :)
BalasHapus