Ini bukannya lagi mau ngomongin tentang dunia kuliner, tapi ngomongin tentang aku yang akhirnya menangis juga. Entah karena aku sudha capek, stres atau apalah ga ngerti. Pas maghrib akhirnya aku nangis sesenggukan di depan ibuku. Aku belum pernah nangs sekenceng itu. Entah kenapa kata - kata itu pun keluar dari mulutku. Padahal aku sudah tahan supaya se putus asanya pikiranku, tidak akan pernah mengucapkan kata itu. Bu lik - bulikku yang sedang ikut membereskan gelas bekas tamu rombongan pun berusaha menghibur dan memperingatkan supaya ga boleh ngomong gitu. Ibuku pun cuma nangis di sampingku.
Tadinya aku ingin menampilkan sosok yang kuat di hadapan orang tuaku. Tadinya aku ingin membuktikan bahwa aku bisa di percaya buat menjaga harta dunia mereka. Aku bisa menjaga kedua adikku. Aku ingin menepis rasa khawatir mereka. aku juga ingin sedikit membuktkan aku tak apa tanpa pendamping saat ini. Mungkin karena aku sendiri butuh hiburan dan tidak enak badan, pertahanan itu runtuh seketika. Tadi siang pun aku berusaha menawarka ibuku. Aku menawar supaya di ijinkan facial di Salon langganan kami. Aku cuma pengin di pijit dan numpang tidur. Sayangnya masalah membuntutiku juga hingga tidur yang aku tunggu hanya terjadi selama 15 menit.
Waktu rasanya ters berlari tanpa mau di ajak kompromi untuk perlahan. Sebenarnya ada rasa khawatir karena ibuku sakit Jantung. Tapi kalau ingat buku bang Ippho aku jadi berusaha mengikhlaskan. Allah pasti menjaga ayah ibuku saat berada di sana dan saat pulang nanti. Allah pula yang akan menjaga keluarga kami. Allah akan menjaga kami yang di rumah. Syukur si bungsu sekarang sudah agak menurut. Tanpa harus di bentak dia mau belajar dengan sendirinya walau cuma sebentar. Aku tahu mungkin bakatnya bukan pendidikan. Ibu pun menyuruhku untuk tidak memaksanya belajar karena saran dari dokter yang menyuruh agar adikku tidak tertekan.
Si kecil memang paling cocok jadi pengusaha. Apa - apa jadi duit. Butuh duit buat beli onderdil tamiya, tinggal ngumpulin rongsokan yang terbesar di Toko. Kadang malah nyuruh sepupu yang kecil buat cari rongsok, ntar di kasih upah ma adikku. Adikku tetep aja dapet untung heheheh.
Pada akhirnya aku berdoa agar kami kuat. Aku titipkan kedua orang tuaku padaMU Ya Allah. Selaksa Doa akan selalu mengiringi perjalanan mereka. Kamu pasti bisa the - the!!! Kamu pasti bisa menjalankan kepercayaan orang tuamu. Semangat!!!!!
Telur itu Pecah juga
Sabtu, 13 Oktober 2012
Tags
Motivasi
saya Nur Aliah Saparida pemilik blog ini. ibu rumah tangga dengan satu anak. Blog ini tentang perempuan,kesehatan dan informasi lainnya. Semoga ada manfaat di setiap tulisan yang teman - teman baca disini
loading..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
tetap semangat.. semoga semua berjalan lancar
BalasHapusTerima kasih mas huda udah berkunjung...heheheh
BalasHapusudah sembuh, mba widhie? ntar aq pengen main, tapi ga tau kapan. huhu, belum brani bawa motor ke kota, belum pegang sim. -.-
BalasHapuspegang sim mah urusan gampang mba..asal ikutin perturan hehehhe..pake helm dll heheh
BalasHapuseh tapi khan udah nyampe rumahku juga yaaa hehehhe
BalasHapus