Kuliah Subuh #18 Ilmu dan Rejeki



            Sebenarnya penginnya langsung posting kuliah subuh (27/7/2013) materi ini. Soalnya menarik banget. Ceramah kali ini di isi oleh ust. Zainudin. Beliau membahas tentang syarat mencari ilmu dan beberapa hal yang bisa memberikan rejeki yang menghasilkan.
            Ilmu bisa menjadi kan seseorang itu menjadi lebih baik. Karena bagaimanapun tidak ada agama apaun yang menyuruh umatnya untuk bodoh. Namun, terkadang ada orang yg berilmu tapi akhirnya tidak bermanfaat. Atau mungkin merasa susah sekali untuk bisa mencerna ilmu yg diberikan oleh sang guru. Berikut merupakan penjelasan dari beliau :
1. Hati yg Bening.
Maksudnya adalah seseorang yang akan mencari ilmu tidak boleh sombong dan ada keinginan untuk benar –benar menuntut ilmu.
            2. Menahan Hawa Nafsu.
Seseorang yang mencari ilmu harus hidup prihatin. Tidak berlebih – lebihan dan tidak mengikuti nafsu yang terkadang membuat susah untuk menangkap ilmu. Contohnya: makan yang terlalu kenyang jadi ngantuk pas belajar. Sederhana saja karena kita sedang menuntut ilmu. Oiya, mendidik anak menurut sahabat Ali bin Abi Tholib adalah :
a. anak usia 1 – 7 tahun merupakan masa anak ingin bermain tanpa di bebani oleh macam – macam. Biarkan anak aktif bermain. Kalaupun akan diberi pengajaran jangan sampai membuat si anak menjadi stress.
b. usia 7-14 tahun. Anak mulai di ajarkan disiplin. Karena anak sudah mulai bisa nalar tentang tanggung jawab.
c. usia 14 – dewasa. Jadikanlah anak itu mitra. Kenapa? Karena si anak pasti ingin menyumbang saran dalam keluarga. Jangan sampai ada jarak antara orang tua dan si anak.
3. Minta restu doa orang tua.
Doa orang tua Insya Allah akan mempermudah si anak dalam mencari ilmu. Akan di terangi pikiran dan hatinya. Apalagi bila sang ibu pun berdoa di sertai riyadhoh kepada Allah.
            4. Minta keikhlasan guru.
Kenapa harus meminta keikhlasan seorang guru? Karena kita akan menyerap ilmunya. Satu lagi jangan pernah lupakan guru – guru kita. Misalkan ni ya pernah ngaji sama seorang ustadz terus pada akhirnya sang murid berguru ke tempat lain dan lebih pintar dari guru yg pertama. Maka sang murid harus tetap hormat kepada guru yang pertama. Sama aja nech kalau kita udah sukses jangan lupa sama guru – guru TK atau SD. Masalahnya kadang kita suka lupa ya.
            Setelah membahas tentang Ilmu yang bermanfaat, ceramah pun berlanjut tentang rejeki dan menghasilkan. Aku sempet lupa maksudnya apa heheheh. Intinya sech biar rejeki lancar dan bermanfaat.
1. Sholat yang Khusyuk.
Sholat yang bukan sekedar gerakan, tapi jiwa raga bener – bener hadap ke Allah ke kiblat. Salah satu saran agar sholat kita khusyuk adalah bawalah segala kekurangan kita. Terkadang dengan membawa segala persolan sholat jadi khusyuk. Kenapa? Karena kita merasa butuh pertolongan Allah SWT.
2. Biasakan Sholat Dhuha.
     Jeng jeng jeng!!!ayo ayo yang belum terbiasa sholat dhuha mulai dibiasakan hehehe. Alhamdulillah udah mulai di biasakan hehehe. Kalau memang bisa sholat empat rakaat dua kali salam maka Allah akan mencukupi rejeki kita. Kalau sempetnya dua rakaat? Ya gpp sech tapi paling ga seminggu sekali lah ya empat rakaat. Selain melanjarkan rejeki, sholat dhuha juga membuat kita menikmati syukur. Satu lagi yaitu untuk menjaga hari ini atau menjaga pekerjaan kita. Biar lancar tanpa halangan berarti. Kalau ada halangan juga segera ketemu jalan keluarnya.
3. Sholat Witir dan Sholat Fajar di dalam rumah.
     Kecuali di bulan Ramadhan ya sholat witirnya jamaah di masjid atau mushola. Apa sech sholat fajar? Sholat yg di kerjakan sebelum waktu subuh. Fadhilah kedua sholat ini adalah agar mebgurangi pertengkaran dalam rumah. Rumah jadi adem tanpa pertengkaran. Bener – bener home sweet home lah. Rumah tangga adem juga termasuk rejeki juga khan ya.
Oiya!ngomong – ngomong masalah rumah tangga ada sebuah kisah dari jaman Rasulullah SAW. Ada seorang sahabat nabi yang bernama Al-Qomah (mudah – mudahan bener). Dia sahabat nabi yang taat beribadah dan selalu mengikuti sunnah Rasul. Namun saat meninggal ia tidak bisa mnegucapkan kalimat Laa ilaha illallah. Padahal logikanya saat mulut kita terbiasa berdzikir pasti akan mudah mengucapkan kalimat tersebut. Sahabat Umar bin Khotob (kalau ga salah ya) membimbingnya tetep tidak bisa. Akhirnya Umar menghadap kepada Rasulullah. Rasulullah pun menyuruh sahabat Umar untuk memanggil ibunya. Akhirnya sang ibu datang dan mengakui bahwa ia masih sakit hati terhadap Al-Qomah karena lebih mendahulukan istrinya. Akhirnya Rasulullah pun menyuruh Umar untuk membakar Al-Qomah saja. Sang ibu pun memohon agar jangan dibakar. Akhirnya Rasulullah pun berkata supaya sang ibu dengan ikhlas memaafkan anaknya. Ibu pun akhirnya memaafkan anaknya itu. Rasulullah menyuruh Umar untuk kembali ke rumah Al-Qomah dan membimbingnya lagi. Jika belum bisa juga berarti sang ibu belum ridho maka langsung dibakar saja. Ternyata Al-Qomah bisa mengucapkan kalimat Laa Ilaha Illallah. Akhirnya Rasulullah pun datang melayat. Rasulullalh pun berkata bahwa bila seorang anak mengacuhkan ibunya demi istrinya maka sholat dan segala amalannya tidak diterima oleh Allah SWT. Karena anak laki – laki surganya berada di ibunya. Sedangkan seorang istri surganya ada di suaminya.
Agak panjang ya postingannya, mudah – mudahan bermanfaat buat kita semua. Amin. Terima kasih sudah berkunjung.

8 komentar

  1. Terimakasih mba atas iktisari dari postingan kulsubnya... hehhee disingkat macam kultum yaa .Slaam kenal mb Widhie.Btw aku sudah join blognya. AKu tunggu folbeknya pula.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mba sudah mampir..siapppp segera meluncur ke TKP..heheheh

      Hapus
  2. Ilmu akan susah terserap ketika hawa nafsu menguasainya. Sedangkan dalam urusan rejeki, Allah memberikan solusi agar mudah mendapatkannya. Antara lain sholat dhuha seperti yang kamu utarakan. Itu adalah salah satu pembuka pintu rejeki.

    Ane juga pernah mengumpulkan ayat-ayat tentang rejeki. Subhanallah ternyata banyak yang membacanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali mas atau pak nech?hehehe...terima kasih sudah mampir..terima kasih juga sudah menambahi..

      Hapus
  3. hehehe ngrasa tersindir saya bu..tapi baguuss aku suka postingan hari ini. Aku baru tau kalau anak laki2 tu tetep tanggungjawab sama ibunya. Brarti nanti Mizan gitu doonk..aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bu..jadi laki - laki itu walau punya istri bertanggung jawab terhadap istri, ibunya, saudara perempuannya dan anak perempuannya...kata pak ustadz sech gitu..maaf ya bu kalau tersindir..heheheh

      Hapus
  4. Alhamdulillah saya mendapatkan artikel yang sangat luar biasa ini,,terimakasih banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak di rumah saya...salam kenal..

      Hapus

Hei Terima kasih sudah berkunjung...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya..nanti saya akan berkunjung balik...
please jangan tinggalkan link hidup..
Terima Kasih