day #2 : Resensi : Rainbow akan selalu ada kesempatan kedua



            Saat membaca novel ini langsung iri dengan keromantisan pasangan akna dan Keisha. Pasangan muda yang baru menginjak usia pernikahan yang pertama. Sayangnya keromantisan itu hanya bertahan beberapa halaman saja. Karena kecelakaan yang menimpa Akna menjungkir balikan kehidupan mereka berdua.
            Emosi terus saja di permainkan setelah kecelakaan itu terjadi. Akna yang harus menjalani amputasi kaki seakan – akan hanya dirilah manusia yang paling lemah. Keegoisan seorang lelaki yang harusnya menjadi tumpuan istrinya, ini malah ia menjadi beban bagi Keisha. Akna tidak bisa menerima dan berubah menjadi monster yang mematikan. Disisi lain Keisha terus berusaha bangkit dan bekerja lebih keras agar roda perekonomian keluarga terus berjalan.
            Konflik sesungguhnya mulai terjadi. Suasana rumah yang dingin tanpa komunikasi membuat bom waktu mulai meledak. Hingga membuat Keisha memutuskan pergi dari rumah karena perbuatan Akna yang menyiksa batinnya dan harga dirinya sebagai perempuan. Disini emosi saya serasa dibanting kesana kemari. Kadang marah dengan sikap Akna, tapi kadang tertawa melihat masa lalu mereka saat pacaran. Lalu apakah dengan Keisha yang akhirnya hamil akan menyatukan mereka kembali? 

            Saya suka novel ini karena bahasanya yang ringan dan tidak banyak kata – kata yang mengerutkan dahinya. Kebetulan otak saya agak lemot kalau ada diksi yang terlalu berlebihan. Novel ini sama seperti umur secangkit kopi. Bisa di lahap hanya dengan beberapa jam saja. Meskipun begitu banyak sekali pelajaran yang saya peroleh disini salah satunya adalah percakapan antara Romo dan Akna
            “Dunia berbeda dengan akhirat,Na, Di dunia akan selalu ada kesempatan kedua, kata Romi”.
            Simple tapi cukup memberi makan yang dalam. Mengajarkan kepada kita untuk memperbaiki kesalahan karena kita masih di dunia. atau bagaimana mba Eni Martini menggambarkan planning bisnis Keisha dan Emi. wow! saya pun jadi terinspirasi dan merasa ikut bersemangat dengan bisnis mereka.
            Sayangnya, ada adegan yang menurut saya agak sedikit menggangu adalah ketika Emi bermalam di rumah Dimas. Mungkin kalau dibikin setting Emi tidur beda kamar dengan Dimas akan lebih baik ya. Walaupun memang tidak di gambarkan secara gambling juga.
            Secara keseluruhan novel ini layak sekali dibaca. Apalagi buat para pasutri muda. Layak sekali membaca novel ini karena untuk belajar bagaimana mempertahankan rumah tangga yang sudah di ambang kehancuran (pelajaran buat aku jua sech). Sebagai penutup akan saya tuliskan petuah dari papa Keisha
            Ke,semua manusia punya kecenderungan menjadi gila bila iman tidak di jaga.Kau istrinya…wajib menjaga di saat suamimu lepas kendali….”



           

11 komentar

  1. Wow, sayang banget nih kemarin gak diikutkan lomba resensinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kata mba ila diperpanjang..ini kurang biodata buku ma sinopsisnya editt lagiii...hehehe..makasih ya mba udah maen kesini...

      Hapus
  2. suka quote terakhir :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba wuri aku juga suka..keren ya...makasih ya udah baca hehehe

      Hapus
  3. bagus ya bukunya.. banyak quote kerennya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa keren bukunya ringan tapi jleebbb hehehe..makasih ya mba udah mampir..

      Hapus
  4. waaa
    ikutan proyeknya mbak ila juga.
    ayo semangaat :)

    BalasHapus
  5. suka quotenyaa. memang pasangan harus saling menjaga ketika ada salah satu yang jatuh maupun mengalami masalah. harus sabar banget ya istrinya. apalagi cacat fisik bikin psikis jadi down. anw, makasih udah bikin resensinya, mba. jadi penasaran sama buku ini. pinjem dong, mba. hehe. :D

    BalasHapus
  6. makasih mba sdh berperan serta dalam lomba Resensi RAINBOW, nantikan pengumumannya, jurinya sdg kerut2 krn bagus2

    BalasHapus

Hei Terima kasih sudah berkunjung...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya..nanti saya akan berkunjung balik...
please jangan tinggalkan link hidup..
Terima Kasih