Kalau ga ikut parade lomba blog Pameran Buku Bandung
2014, kayaknya ga akan pernah tahu apa itu IKAPI. Aku baru tahu kalau ternyata
penerbitan pun punya satu badan sendiri. wajarb saja sech lah pengusaha saja
ada perhimpunannya.
Sekilas tentang Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Ternyata
oh ternyata IKAPI itu bukan perkumpulan kemaren sore. Tapi sudah di bentuk
tanggal 17 Mei 1950. Salah satu cita – cita IKAPI adalah mencerdaskan bangsa
dan memajukan perbukuan nasional. IKAPi sendiri ternyata sudah punay 24 cabang
di seluruh Indonesia. Ini aku yang kurang update apa jarang ada yang tahu ya
tentang IKAPI hehehe.
Kalau di lihat dari visi dan misinya sudah jelas bahwa Penerbit
salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu seharusnya penerbit
– penerbit harus mengedepankankan kualitas dari buku – bukunya. Salah satu hal
yang bikin gemes adalah kalau ada novel dewasa tapi di tulis teenlit. Agak kurang
sreg kalau ada novel yang ada unsur mesra – mesraan tapi tidak di labeli novel
dewasa.
Selain itu akan lebih baik bila buku non fiksi untuk
remaja bisa di sesuaikan dengan umur si pembaca. Kadang nech ada non fiksi
tentang remaja tapi bahasanya tingkat tinggi. Tugas berat dari IKAPI adalah
bagaimana meningkatkan minat baca di Indonesia. Bukan hanya minat terhadap
novel, tapi juga minat terhadap buku non fiksi.
Reformasi yang harus dilakukan oleh IKAPI sebagai filter
bagi buku – buku di Indonesia. Jangan ada lagi novel dengan terlalu vulgar. Buku
seharusnya memberikan pengetahuan bagi pembacanya. Entah itu buku fiksi maupun
non fiksi. Saat ini kita bisa lenglang buana ke seluruh dunia dengan hanya
membaca buku.
Minat baca yang rendah harusnya menjadi salah satu
pekerjaan rumah bagi IKAPI. Banyak yang malas membaca karena buku mahal, buku
yang terlalu menggurui, tidak ada perpustakaan dll. IKAPI pun harusnya jangan
kalah dengan BBM. Bsia memberikan subsidi buku bagi perpustakaan sekolah yang
tidak layak. Bukankah sesuai dengan cita – cita awal berdiri mencerdaskan
bangsa?
Yuk saling bergandengan tangan lebih membumikan buku –
buku. Berharap dengan meningkatnya minat baca akan menjadikan generasi muda
berkualitas. Tidak ada lagi remaja yang bingung dengan dirinya sendiri,
keluarga yang semakin hangat, atau bahkan tidak ada lagi pejabat yang korupsi. Siapa
tahu?
Referensi:
1. http://ikapi.org/about
Iya, mba. Nonfiksi jarang yang minat ya. Apalagi kalo yang baca anak remaja kurang suka biasanya.
BalasHapusiya, kadang non fiksi kurang membumi ya..
BalasHapus