Sebelum baca
saya mau kasih tahu kalau postingan ini bakalan panjang kali lebar. Postingan ini
sebenarnya pelampiasan saya akan rasa sakit hati, mangkel, kecewa, marah campur
aduk semua jadi satu. Jadi maaf kalau auranya agak negaif. Apa mau dikata saya
butuh pelampiasan yang membuat saya lega.
Bulan
Agustus yang lalu sekitar pertengahan bulan, saya sempat bertanya kepada salah
seorang kader pkk kelurahan yang juga seorang perias tenang kursus pengantin. Kebetulan
saya ingin mulai belajar makeup yang benar. Beliau pun bilang kalau bulan ini akan
ada kursus hantaran gratis di tempatnya mengajar sebuah LPK di Tegal. Saya
langsung iyakan karena kebetulan saya jualan make up siapa tahu bisa sekalian
minta di parcel.
Singkat cerita
atas izin suami dan kanjeng mami pertengahan Agustus pun saya mulai kursus. Menurut
pemberitahuan hanya sampai satu bulan. Berangkanya senin-jumat jam 8 pagi
sampai jam 12 siang. Bismillah saya pun mulai belajar disitu.
Saya mungkin
agak tertatih karena memang tangan saya mungkin tidak bakat di keterampilan. Saya
coba sugesi diri sendiri bahwa saya pasti bisa. Pengajaran pertama tentang
hiasan pita jepang. Oiya, sebelum pengajaran ternyata diberikan beberapa bahan
yang akan digunakan dalam kursus hantaran. Lumayan banyak tapi quantitasnya
sekedarnya. Saya sempet happy karena ga bakalan keluar modal.
Pengajaran pita
jepang di ajarkan tentang hiasan kado dan juga bunga tiga macam. Not bad lah walaupun saya belum
sempurna. Akhirnya saya beli juga pita jepang warna lain karena buat belajar di
rumah. Setelah pita jepang lanjut ke pita transparan untuk pembuatan bros. dari
sini saya jadi tahu tentang jahi menjahit dan juga masalah lem tembak.
Oiya setipa
materi kita kumpulin tugas juga ya. saat itu masih no problem pengeluaran belum terlalu banyak banget. Saya paling
suka bagian kerajinan flannel. Walaupun saya ga kreatif dan ga bisa gambar. Saya
suka pas masalah jahit flanelnya ga tau kenapa hehehe. Apalagi saya memang
berencana pengin bikin busy book
untuk Umar. Jadi saya membeli beberapa warna flannel yang lain. Saya bangga
banget bisa bikin gantungan kunci, bros dan hiasan pensil dari flannel. Mungkin
ga bagus tapi bagi saya yang bener-bener ga punya sense of art kayaknya suatu kebanggan banget lah.
Masalah
muncul saat mulai pengajaran bikin bangun ruang dari kardus. Bangun ruang ini
akan jadi bahan untuk bungkus kado. Tadinya saya pikir kardus ga akan menjadi
pengeluaran yang besar. Nyatanya itu ga semudah dan semurah yang saya
bayangkan. Beberapa kali gagal buat dan rasanya sudah hampir dua puluh kardus
jadi korban. Apalagi pernah saya lembur
di rumah beberapa hari untuk bikin bangun ruang ini. Kadang sampai jam tiga
pagi!nyatanya pas saya tunjukkan ke instruktur ternyata salah! Sakit hati? Iya banget
apalagi kata-katanya bagi saya agak menusuk hati. Ya, saya memang bener-bener
nol masalah keterampilan. Itulah kenapa saya belajar disini.
Saya masih
ingat waktu itu saya bener-bener lelah selalu pulang terakhir dan selalu lembur
malam. Ngeblog hanya sekedarnya saja itu pun kadang kepepet kalau ada job
review. Setelah semua selesai mulailah pembungkusan dengan keras kado dan ini
yang menjadi masalah besar!!!
Mungkin episode
kertas kado ini jadi episode neraka buat saya (ternyata buat teman-teman yang
lain juga) Entah sudah berapa kertas kado yang terbuang sia-sia, entah sudah
berapa double tape yang harus di beli, entah sudah berapa selotip yang harus
dipakai. Pengeluaran membengkak saya harus putar otak. Lagi-lagi saya harus
lembur, pulang lagi paling terakhir. Saya cuman nangis liat Umar yang nyatanya
lebih nempel sama nendanya sejak sering saya tinggal.
![]() |
bunkus dua bangun ini sampai jam satu malam |
Saya bener-bener
mencoba sugesi diri sendiri kalau ilmu itu memang harus bersusah payah. Ga boleh
cengeng pantang menyerah. Di sisi lain saya kena masalah dengan supplier make
up D yang bikin saya naik darah tinggi (astaghfirullah). Saat masalah kado
selesai rasanya plong sudah dan saya bisa tidur dengan nyenyak.
Setelah kado
nyatanya ada pengajaran lagi yaitu membuat merak, gajah, ular dan masjid. Tidak
hanya membuat tapi juga cara parcelnya. Menurut instrukur ini tidak akan di
ujiankan hanya untuk bekal saja di masyarakat. Agak santai walaupun lagi-lagi
saya tertinggal. Minimal ga terlalu spaneng kayak di awal.
Masalah mulai
muncul karena ternyata pengajaran lebih dari satu bulan. saya juga mulai
was-was karena rasanya terlalu lama. Apalagi saya juga harus mengurus koperasi
yang agak keteteran. Apalagi saat berangkat kadang banyak waktu kosongnya. Jadi
merasa mubadzir aja waktunya. Oiya pemilik LPK kebetulan saat mulai pengajaran
akan berangkat haji. Harusnya kita selesai sebelum beliau pulang. Nyatanya saat
beliau pulang pun masih berangkat.
Sampai akhirnya
mulailah latihan ujian lokal. Beberapa materi teori mulai diulang dan menjawab
beberapa soal. Keputusan ujian lokal dan ujian negara pun menunggu sang pemilik
pulang haji. Sampai sekitar seminggu yang lalu dipuuskan har sabu anggal 15
Oktober kami ujian lokal.
Jadi nanti
peserta didik akan mengambil undian dan kita akan diberi waktu untuk
mempersiapkan diri. Tadinya saya pikir setelah pemilik LPK bilang ujian lokal
hari sabtu, langsung dibikin. Eh ternyata baru hari rabu di bikin itu pun siang
hari. Alhamdulillah saya dapat undian
kado beraturan lingkaran (padahal ini paling susah!), kado tak beraturan vas
bunga, 2 tanda panitia, 2 hiasan kado dan 2 souvenir kenaikan kelas anak
perempuan.
Akhirnya
hari kamis kami berkumpul di rumah ketua kelompok untuk mempersiapkan buat
ujian. Dan masih banyak yang belum paham karena penjelasan instrukur yang
kurang jelas. Saya yang tidak punya vas bunga langsung pinjam sama mba Ila.
Dua malam
saya lembur buat persiapan ujian dan ternyata itulah yang menjadi bom waktu
bagi kami! Btw pas malam sabtu kemaren H-1 Ujian, saya sempet desperate karena
banyak banget yang belum siap. Lagi down tiba tiba kanjeng mami pegang pundak
saya dan sedikit memijat sambil berucap “semangat ya buat ujian besok!”. Ya
Allah rasanya nyes banget pengin mewek. Aba nya Umar juga kasih dukungan jadi
semangat 45! Sayangnya semua terasa sia- sia saat keesokan harinya.
Saya datang
di antar oleh adik karena bawaan banyak dan motor juga mau dipakai. Sesampainya
disana meja sudah tertata rapi siap tempur lah!. Ujian pertama adalah teori
satu jam dan dilanjut dengan praktek. Ujian Teori ternyata soal sama aja kayak
laihan soal yang kemaren. Jadi lumayan ga terlalu spaneng. Sampai akhirnya ujian
praktek pun dipercepat karena rata-rata sudah selesai semua.
Oiya, untuk
pengawas sebut saja namanya bu Budi dan Bu Yani. Saat pertama praktek bu Budi
sempat komplain kepada peserta tentang cara bungkus kado segitiga yang berbeda.
Instruktur kami berkilah bahwa itulah yang dia terima saat ujian di Pemalang
beberapa waktu yang lalu. Sempat reda dan praktek pun berlanjut. Jadi insruktur
kami menyuruh agar souvenir sudah di siapkan di rumah, dan ujian tinggal kemas.
Fyi, susah lho bikin mika manual buat souvenir. Saya sempat salah dan
berantakan.
Oiya, saya
menghabiskan waktu yang lama untuk membungkus kado lingkaran. Dan entah kenapa
bu Yani sering memperhatikan saya. Oiya, bu Budi kebetulan keluar sebentar dan
kembali ke tempat saat ujian akan usai. Setelah Ujian Usai terbongkar lah sudah
kenapa bu Yani memperhatikan saya terus.
Jadi ternyata
cara bungkus kado kami itu salah kaprah!!!!!!!terutama lingkaran, segitiga dan
bintang. Pun ukuran ruang yang cukup besar. Padahal kami hanya mengerjakan
sesuai instruktur saja. Sempat berdebat antara instruktur kami dan pengawas
(mereka bilangnya sharing tapi kok intruktur gueee ngotooott).
Bu yani dan
bu Budi pun memberi tahu sebenarnya apa saja yang akan diujikan saat ujian
Komprehensif yang akan diselenggarakan tanggal 24 Okober. Astaghfirullah hampir
50 % pengajaran yang kami terima
salah!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.
Apalagi instrukur yang sering sekali menyalahkan kami di depan pengawas. Satu
hal yang paling penting adalah KAMI GA DIKASIH MAKAN!. Kalau catering mahal yo
snack lah buat ganjel. Bahkan pengawas pun sempat heran karena usai ujian
justru kami makan dari snack yang dibawa oleh seorang teman kami. Oiya ada juga
dua teman kami yang hampir pingsan karena capek dan perut belum di isi dan
maag.
Akhirnya pengawas
pun memncontohkan cara bungkus kado segi tiga dan lingkaran yang benar. Ya
Allah gampang dan lebih irit kertas dan double tape. Kalau pun diujiankan lebih
hemat waktu. Karena bu Budi bilang boleh digunting dari rumah apa yang akan
dikerjakan di ujian. Jadi ujian tinggal bikin aja. Dan souvenir itu kemasannya
justru yang dibikin di rumah dan souvenir yang di bikin di ujian. Kami Marah!!!!
Akhirnya saya
dan teman-teman memutuskan untuk makan bakso dulu sekedar ganjel perut dan
diskusi. Akhirnya kami pun memutuskan idak akan iku Ujian komprehensif bila alat
dan bahan tidak di siapkan LPK. Kenapa? Karena kami sudah kehabisan modal!!!!. Kami
pun sepakat idak akan berangkat lagi sampai penambilan pengundian dan itu kami
akan berbicara blak-blakan. Beruntungnya pihak instrukur memang meliburkan. Tapi
kalau pun bahan di sediakan dan pengambilan undian H-1 apakah persiapan
cukup?????saya ragu dan mulai malas.
Sesampainya di
rumah saya menangis sejadi-jadinya. Ya Allah bahkan saya harus mengacuhkan anak
dan suami karena waktu tersia untuk membuat dan tugas dan ternyata iu ga
dipakai di ujian. Rasanya mangkel dan sakit hati bila ingat malam-malam yang
harus saya lalui tidur subuh hari, kadang emosi saya naik karena capek kursus. Ternyata…..
Saat saya
cerita kepada kanjeng mami, beliau pun setuju tidak usahlah ikut ujian
komprehensif kalau alat dan bahan tidak disiapkan. Selesai sholat lama saya
merenung, mencoba untuk mencerna kejadian kemarin. Yah, memang ada ilmu yang
saya peroleh disana, tapi banyak juga waktu yang terbuang sia-sia karena ilmu
itu jadi tidak bermanfaat. Kenapa tidak bermanfaa? Karena ada cara lain yang
lebih singkat dan hemat. Apalagi sikap instruktur yang terkadang tidak
memanusiakan kami. Terkadang di tinggal setelah kasih intruksi. Pas ada
kepalanya aja nemenin anak didik. Pret!
Ya
Allah..entah kenapa sampai detik ini saya sangat sulit unuk legowo dan ikhlas. Setiap
sehabis shoal saya mencoba untuk berisighfar agar hai dan pikiran tenang. Tapi
nyatanya perasaan emosi itu kadang terus berputar di pikiran saya.
Entahlah
bagaiamana ending dari permasalahan ini. Ketua kami sendiri sedang mencoba
berbicara dengan instruktur yang lebih dekat dengan kami agar permintaan kami
bisa di mengerti. Yeah, doakan pula agar saya bisa legowo dan ikhlas.
wah, ternyata rumit bgt masalahnya ya, mba. kalau ujian ga disiapkan bahannya gimana bisa ujian ya? trus jadinya nunggu keputusan dari LPKnya, mba?
BalasHapusiya mba..rumit..Tapi temen-temen udah sepakat kalau ujian ga di subsidi gaq bakalan mau ikut ujian negara..
HapusAku belum pernah mengalami, Mbak. Tapi rasanya ikut capek juga. :)
BalasHapusikutan kesel bacanya mbak...salam kenal aja ya...
BalasHapusSebarin tulisan ini seluas-luasnya nih, insya Allah abis itu ada penyelesaian terbaik. Keep sharing mbaaak. Semangat!
BalasHapusSalam,
Syanu.