Jangan Pernah Buang Nasi


Jangan pernah buang nasi kalau nasimu yang kemaren masih. Selama masih bisa dimakan, olahlah lagi agar bisa dimakan.
    Itu adalah salah satu nasehat mama di pagi hari kalau beliau melihat di magic com nasi kemaren masih ada. Biasanya nasi akan dihangatkan lagi secara manual dengan panci agar bisa dimakan untuk sarapan. Tapi bila sekiranya sedikit dan ada telur atau bahan makanan yang bisa di campur maka nasi tersebut akan berakhir dengan Nasi Goreng.
    Karena hal ini sudah berlangsung lama sedari kecil, wajar kalau akhirnya saya dan si bontot jadi tergila – gila dengan nasi goreng. Momen nasi goreng adalah salah satu mood booster saya di pagi hari. ga tahu kenapa tapi saya selalu merasa setiap makan nasi goreng masakan beliau jadi happy aja. Ada salah satu alasana kenapa mama berusaha tidak membuang nasi semalam atau bahkan menjadikan nasi aking seperti ibu – ibu yang ada disini.


    Dulu kami termasuk keluarga yang memang dibawah cukup. Jadi salah satu bentuk penghematan yang diajarkan oleh mama adalah dengan tidak membuang nasi. Ada perasaan sedih kalau sampai beliau harus membuang nasinya. Meskipun sebenarnya nasi tersebut dijadikan pakan ayam.
    Bukan hanya sekedar nasi, perkara lauk pun beliau sangat anti untuk membuang selama masih layak. Seperti yang saya tulis di atas, setiap ada lauk berkat atau pun lauk lain sisa kemaren. Biasanya mama akan mencampurkan dengan nasi goreng saat di masak. Saya sendiri pun yang biasanya kurang suka dengan lauk berkat mau ga mau jadi memakannya karena ada dalam nasi gorenng. Jadi ga mubadzir sama sekali.
    Jadi kalau ditanya resep nasi goreng khas mama saya sendiri ga bisa menjawab karena sebenarnya sama saja. Hanya saja beliau lebih suka kalau ada lauk yang bisa di campur dengan nasi gorengnya sehingga bumbu dari lauk tersebut pun meresap ke dalam nasi goreng.
    Oiya, ada kah yang masih belum tahu tentang nasi berkat? Nasi berkat itu adalah nasi yang dibawa oleh kita kalau habis kondangan. Kebetulan itu adalah adat – istiadat orang Tegal. Biasanya yang masih menggunakan adat ini adalah masyarakat Tegal pinggiran. Sedangkan masyarakat Kota Tegal biasanya sudah mulai menggunakan untuk resepsi.

    Saya sendiri terkadang tidak terlalu suka dengan lauk berkat. Dan kayaknya ga aka nada yang makan kalau mama ga berkreasi dengan makanan tersebut. beda hal dengan tetangga sini yang terkadang membuang lauk tersebut. itulah kenapa keluarga kami selalu membuat lauk yang layak bila memang harus ada hajatan.
    Saya pun makin menyadari betapa pentingnya menjadi seorang ibu yang kreatif setelah menjadi ibu. Berhemat dengan cara mengolah kembali makanan menjadi makanan baru. Hal ini akhirnya terpakai saat saya benar – benar tidak memiliki beras. Jadi lebih menghargai setiap butiran nasi yang ada dalam piring. Karena saya pernah tidak mampu membeli beras, dan harus menunggu jualan agar bisa membeli beras.
    Sekarang bukan hanya saya yang menjadi penggemar nasi goreng, tapi Umar juga. Setiap pagi bila sarapan nasi goreng entah kenapa nasfsu makannya jadi lumayan besar. Kalau kata orang mah, Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya.
    Pesan yang ingin saya sampaikan di postingan ini sebnarnya adalah agar kita benar – benar menghargai makanan yang tersaji di depan kita. Selain keberkahan yang ada di suapan terakhir. Tetapi perlu diingat bahwa ada sodara kita di luar sana yang kelaparan dan tidak bisa membeli beras untuk keluarganya.
    Mudah – mudahan postingan ini bisa memberikan manfaat buat teman – teman sekalian. Dan bisa lebih menghargai makanan.

1 komentar

  1. Kasian yg pengin makan ga ada nasi, malah nasi dibuang2 ya. Huhu *reminder juga nih*

    BalasHapus

Hei Terima kasih sudah berkunjung...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya..nanti saya akan berkunjung balik...
please jangan tinggalkan link hidup..
Terima Kasih