Aku adalah seorang anak.
Seorang Istri.
Seorang Ibu
Tapi di atas semua itu, aku
adalah seorang perempuan
KIM
JI YOUNG
BORN
1982
Ini kisahku dan ini kisah
kalian semua
Review Film Korea Kim Ji Young Born 1982 Bercerita tentang Hidup dengan pasangan mengalami depresi dan
terkadang berubah menjadi orang lain?Sedangkan kita setiap pagi harus
meninggalkannya bersama anak balita. Itulah
yang dirasakan Dae Hyeo (gong yoo)
yang harus menerima kenyataan bahwa istrinya Ji Young (Jung Yu Mi) mengalami depresi dan bila kelelahan secara fisik
maupun emosi maka kepribadiannya akan berubah seperti orang lain. Sayangnya dia
tidak bisa mengatakan kepada istrinya bahwa dia sakit. Dan hanya memendam
sendiri sambil berusaha membuat istrinya melakukan sesuatu yang membuatnya
bahagia. Sampai pada akhirnya suaminya memberanikan diri konsultasi kepada
psikiater tentang istrinya sambil menunjukkan video perubahan karakter sang
istri.
credit : wow.keren.com |
Setelah
bertemu psikiater sebisa mungkin dia membujuk istrinya untuk pergi menemui
psikiater. Karena kebetulan, Ji Young mengeluhkan tentang perasaan dan emosinya
yang aneh. Sayangnya,sesampainya disana Ji young mundur saat mengetahui
mahalnya biaya psikiater. Akhirnya gagal lah bertemu dengan psikiater dan sang
suami pun kecewa. Meskipun memang akhirnya Ji Young bertemu dengan psikiater
saat dirinya mengetahui kalau dia sakit. Keinginannya untuk sembuh disertai
dukungan dari suami dan keluarga akhirnya membuat pengobatannya berjalan dengan
baik dan emosinya lebih stabil.
BAca juga : Drama Voive 3
BAca juga : Drama Voive 3
Film
ini serasa menjadi gambaran realitas dunia perempuan yang ada di seluruh dunia.
Bukan hanya di Indonesia, Tapi ternyata di korea pun sama. Perlakuan anak
perempuan dan juga perlakuan anak lelaki yang berbeda karena memang sudah
tradisi ketimuran bahwa lelaki itu anak emas.
credit : google |
Film
ini wajib banget kamu tonton kalau kamu adalah seorang perempuan, seorang anak,
seorang isteri, seorang ibu, seorang ipar, seorang mertua, seorang kakak,
seorang adik,seorang ayah dan semua orang yang bergaul dalam lingkungan
sosialnya. Karena banyak banget hal yang bsia kita dapat dari film ini. sebagai
lelaki akan lebih menjaga perempuan, sedangkan bagi perempuan akan saling
menjaga dan lebih berani dalam menyuarakan pendapatnya.
Baca juga : Cerita Tentang Baby Blues
Baca juga : Cerita Tentang Baby Blues
Tradisi
ketimuran memaksa seorang perempuan untuk lebih anteng dan menerima apapun
segala keputusan yang telah ditentukan. Perempuan dilarang mengemukakan
pendapatnya dan memiliki karir yang bagus. Film
Kim Ji Young Born 1982 juga menunjukkan bahwa butuh adaptasi yang baik saat
istri kita yang tadinya berkarir di Kantor tiba – tiba harus menjadi Ibu Rumah
Tangga tulen. Butuh adaptasi dan kerjasama dengan suami juga.
Film Korea Kim Ji Young Born 1982 ternyata diadaptasi dari
sebuah novel yang cukup terkenal dan kontroversi di negeri asalnya Korea.
Karena saya sendiri belum pernah membacanya jadi tidak bisa membandingkan
antara novel dan filmnya.
Karena
menurut saya nilai film ini 9/10. Sungguh dapat banyak banget insight setelah menonton film ini. maka ada
Enam Alasan kenapa kamu harus nonton
film Kim Ji young born 82.
Pentingnya
Peran Suami
Film Kim Ji Young Born 1982 ini mengajarkan kepada suami
untuk bisa lebih peka dengan keadaan istrinya. Ekspresi kekhawatiran Dae Hyeon
saat akan berangkat ke kantor kadang bikin meleleh. Apalagi saat dia selalu
memeluk istrinya dan berusaha untuk pulang lebih cepat agar bisa membantu sang
istri.
Pun
ketika akhirnya Ji Young terlihat bahagia saat akan bekerja lagi sang suami pun
menawarkan diri untuk mengajukan cuti melahirkan agar bisa mengasuh anaknya.
Karena mereka belum menemukan pengasuh. Jadi di Korea seorang suami dapat
mengajukan cuti melahirkan selama satu tahun. Biasanya untuk membantu sang
istri merawat anaknya. Akan tetapi resikonya karirnya tidak akan semulus
sebelum cuti melahirkan.
Pertentangan pun terjadi karena mertua Ji
Young menolak keputusan tersebut dan akhirnya justru menjadi jalan bagi
keluarga Ji Young mengetahui kalau Ji
Young “sakit”. Tapi sungguh Gong Yoo disini keren banget berani pertaruhkan
karirnya hanya untuk melihat istrinya merasa bahagia. Dan juga benar – benar
melindungi istrinya dari apapun yang bisa membuatnya sedih. Momen paling sedih
saat Gong Yoo menangis karena merasa bersalah kondisi Ji Young memburuk karena
menikah dengannya (Duh abang please
jangan nangiss). Karena sebenarnya
sang istri adalah wanita karir sebelum akhirnya hamil dan melahirkian lalu
memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan.
Jadi
pelajaran yang bisa diambil adalah suami bukan sekedar mencari nafkah saja, tapi
juga bertanggung jawab lahir dan batin kondisi sang istri. Jangan meremehkan
saat istri terlihat lelah atau sekedar meminta tolong ini itu. Karena
sesungguhnya rumah akan terlihat bahagia bila sang ratunya bahagia lahir dan
batin.
Pengasuhan
bukan hanya tugas istri
Entah
benar atau tidak kalau di korea seorang suami punya cuti melahirkan selama
setahun. Salah satu harapannya adalah agar suami pun bisa ikut membantu istri
dalam mengurus anak - anaknya.
Entah
kenapa tradisi ketimuran masih menganggap tabu bila suami turun ke dapur
membantu istrinya sekedar mencuci piring atau membersihkan lantai. Padahal
dalam islam pun tidak ada larangan para suami untuk ringan tangan membantu
istri di rumah.
Luangkan
sejenak waktu sedikit untuk membantu pekerjaan ibu rumah tangga yang tidak
pernah habis.
Dan
kalaupun masih belum mampu untuk meluangkan waktu juga, coba sisihkan anggaran
agar anak bisa di daycare selama
setengah hari dan izinkan istrimu melakukan apa yang dia inginkan atau sekedar
beberes rumah tanpa adanya rengekan.
Pelajaran
yang bisa diambil adalah biasakan anak lelakimu dengan pekerjaan rumah tangga.
Agar kelak bisa meringankan sedikit pekerjaan istrinya. Bukankah dalam islam
pekerjaan domestic rumah adalah tugas sang suami. Dan karena suami mencari
nafkah “meminta tolonng” kepada istri untuk melakukannya. Jadi mari kembalikan
lagi tatanan sebenarnya hak dan kewajiban suami dan istri.
Perlakukan
Anak Perempuanmu sama dengan Anak Lelakimu.
Ada
sebuah peristiwa dimana Ji Young mengalami pelecehan seksual di dalam bus.
Beruntung ada seorang ibu yang menolongnya.
Saat
ayahnya tahu hal pertama yang dikatakan adalah menyalahkan sang putri. Kenapa
harus les jauh? Kenapa Rok terlalu pendek? tanpa memberikan kata - kata
penghiburan kepada anaknya.
Atau
hanya membelikan vitamin untuk anak laki - laki dan abai terhadap anak
perempuannya.
Dan
ternyata hal ini memang lumrah adanya di Korea sana bahkan rasanya di Indonesia
juga ya. Salah satu contohnya dalam bidang pendidikan. Entah kenapa bila ada
anak perempuan yang berpendidikan tinggi selalu ada nyinyiran, dan beranggapan bahwa pendidikan tinggi hanya milik anak
lelaki.
Dan
yang lebih penting lagi adalah ajarkan anak perempuanmu untuk berani bicara
saat harga dirinya sedang dilecehkan. Karena entah kenapa saat perempuan
melaporkan pelecehan, biasanya justru perempuan juga yang disalahkan.
Cobalah
untuk tidak menyakiti hati perempuan lain
Alasan
keempat ini sesungguhnya sangat sering kita lihat di dunia nyata. Tidak usah
jauh jauh urusan pelakor. Tapi komentar yang kita anggap sepele terkadang
justru menyakiti hati perempuan lain.
Atau
saat perlakuan antara menantu perempuan dan anak perempuan terlihat berbeda,
juga kadang menyisakan rasa sakit yang tidak sedikit.
Meskipun
ada yang bilang kalau perempuan itu harus mengeluarkan 20.000 kata per hari,
tapi alangkah ada baiknya kita gunakan untuk membicarakan hal positif, alih –
alih selalu berkomentar tentang perempuan lain.
Jangan
Sembarangan
Salah
satu poin yang disorot dalam film ini sebenarnya tentang perempuan. Mulai
Jangan Menilai Seseorang dalam
Pandangan Lima Menit
Pernah
kah kita menilai atau berkomentar tentang seseorang hanya dengan melihatnya
selama lima menit? Karena kita melihat dia sangat marah lantas kita menjudge
kalau dia adalah orang yang pemarah. Karena kita melihat seorang ibu yang
membiarkan anaknya menangis, lantas kita menjudge kalau dia adalah seorang ibu
yang Kejam.
Film
Korea Kim Ji Young Born 1982 mengajarkan kita untuk tidak selalu menilai
seseorang hanya karena baru melihat selama lima menit. Kita sungguh tidak tahu
dia siapa, bergaul dengan siapa. Masalah apa yang sedang dia hadapi sekarang,
dan lain sebagainya. Kadang di lingkungan sosial kita sering.
Jangan
Takut Datang ke Psikiater
Salah
satu stigma tentang psikiater adalah hanya orang yang gila yang datang ke
Psikiater. Padahal tidak harus seseorang dengan gejala ODGJ (Orang dengan
Gangguan Jiwa), Tapi sebenarnya saat kita merasa ada yang salah dengan emosi
kita atau pun merasa masalah teramat sangat rumit, tidak ada salahnya berbicara
dengan seorang Psikiater. Mungkin kita memiliki sahabat, tapi apa jadinya bila
ia terus menerus mendengarkan segala keluhan negative kita tentang hidup.
Terkadang bisa juga memberikan aura negative kepada orang lain. Tapi Psikiater
sudah siap dengan berbagai macam emosi orang lain. Dan bisa melihat masalah
dari sisi netral. Jadi jangan salah kaprah tentang Psikiater.
Enam
alasan ini mudah – mudahan memberikan rasa penasaran terhadap film ini. Karena
iya sebagus itu dan banyak banget hal yang bisa kita pelajari dari film ini.
Jadi selamat menonton Film Korea Kim Ji Young, Born 1982
Aku udah nonton film ini, kak. Filmnya memang bagus menurutku. Aku nonton film ini karena Gong Yoo jadi tokoh utama di film ini. Sayangnya aku belum baca bukunya.
BalasHapus