Saturday, 30 June 2012
Primbon Jawa sebuah Kearifan Lokal
Indonesia merupakan sebuah Negara
yang multi etnik. Salah satunya adalah suku jawa. Suku jawa sendiri terdapat
sebuah kearifan lokal yaitu primbon jawa. Bagi masyarakat suku jawa, primbon
merupakan patokan dalam menjalankan berbagai aspek kehidupan. Menentukan
pembangunan rumah, buka kaki ( buka toko pertama kali), menentukan jodoh, menentukan
tanggal baik pernikahan, mitoni (tujuh bulanan), adat pernikahan, mitung dina
(7 hari) dan masih banyak lagi.
Pengertian weton sendiri merupakan gabungan dari tujuh hari tahun
masehi dengan lima hari pasaran jawa yaitu legi, pahing, pon, wage dan kliwon.
Masing - masing hari mengandung arti yang sangat berbeda. Bahkan seorang bayi
yang lahir pada bulan tertentu dengan weton tertentu bisa menjadi anak yang
luar biasa. Weton juga dapat membaca karakter anak tersebut, bahkan meramal
masa depannya.
Pemberian nama pada bayi pun terkadang
di pengaruhi oleh weton. bila si anak sakit- sakitan , tandanya nama yang
terlalu berat sehingga perlu dig anti. Atau bahkan bila ada anak yang wetonnya
sama dengan sang ibu, maka anak tersebut harus di buang. Tentu saja sudah ada
“skenarionya”. Hal ini dilakukan agar
aura negatif akibat weton yang “tabrakan” bisa di hilangkan.
Primbon jawa juga mengenal bulan
jawa yang terdiri dari Sura, Sapar, Maulud, Bakda Maulud, Bakda Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, Puasa, Syawal, Dulkoidah, Besar. Masing - masing
bulan memiki arti yang berbeda - beda dan memiliki rujukan yang berbeda. Untuk
bulan Sura, Maulud, Puasa dan Dulkoidah sangat terlarang untuk mennyelengarakan
hajatan pernikahan. Sedangkan untuk Jumadil Akhir, Ruwah dan Rajab justru
sangat dianjurkan untuk menyelenggarakan hajatan.
Sebenarnya ada beberapa yang memang
bisa di jelaskan dengan logika. Bila menyelenggarakan hajatan saat bulan puasa
akan sulit waktunya. Karena siang hari umat muslim berpuasa sedangkan malam
hari juga waktunya yang sebentar.
Bagi mereka yang akan menikah dan
memiliki keluarga yang masih berpedoman dengan tahun jawa, harus melalui
berbagai perhitungan. Tidak jarang ada pasangan yang akhirnya berpisah karena
perhitungan yang jelek. Ada beberapa
yang bisa melanjutkan ke jenjang pernikahan tetapi harus dengan berbagai
syarat. Pengalaman pribadi salah seorang temanku yang hubungannya harus kandas
di tengah jalan karena weton yang katanya “tabrakan” padahal mereka sudah
bertunangan.
Hal inilah yang terkadang menjadi
perdebatan antara kaum muda dengan kaum orang tua yang berbeda pemikiran. Mereka
yang muda menganggap bahwa weton sudah tidak lagi sejalan dengan masa modern
saat ini. Sedangkan mereka yang tua menganggap bahwa kaum muda mulai melupakan
adat istiadat.
Tidak ada yang salah dengan primbon
jawa, semuanya memiliki maksud yang baik. Mereka mengajarkan kita untuk selalu
berhati - hati dalam melakukan sesuatu. Mengajarkan untuk memperhitungkan
segala sesuatu. Contohnya dalam hal pernikahan, hal ini dilakukan agar kita
tidak salah dalam memilih pasangan.
Namun di era globalisasi perlahan
kearifan lokal tersebut mulai di tinggalkan oleh masyarakatnya. Hal ini di
karenakan mulai percaya bahwa segala sesuatunya Tuhan yang sudah mengatur. Bahkan saat ini tanggal di tentukan bukan
karena hitungan primbon tapi sesuai dengan gedung yang di inginkan atau bahkan
ada yang menyesuaikan dengan liburan sekolah.
Masuknya ajaran agama juga
mempengaruhi terhadap penggunaan primbon. Perlahan primbon mulai terisi dengan
ajaran agama. Contohnya adalah saat mitung dina atau 7 hari meninggalnya
seseorang, dilakukan dengan pengajian bagi yang muslim, misa atau kebaktian
bagi kaum nasrani. Sehingga semuanya bisa dilaksanakan dengan baik dan benar.
Hal ini tidak membuat primbon jawa di tinggalkan. Ada beberapa yang
masih menggunakan kebiasaan itu dengan alasan untuk melestarikan kebudayaan. Tidak
ada yang salah dengan sebuah kearifan lokal karena hal ini mengajarkan berbagai
banyak hal. Salah satunya adalah “rembugan”. Orang jawa memiliki sebuah
kebiasaan untuk selalu bermusyawarah dalam mengadakan suatu hajatan. Hal ini di
karenakan mereka masih menghormati para
tetua yang ada. Hal inilah yang terkadang justru mempererat keluarga karena
adanya sifat sungkan terhadap orang tua. Orang tua pun menjadi merasa di
hargai.
Ada yang bilang hal inilah yang
terkadang menjadi penyebab kurang berkembangnya masyarakat kita. Mereka takut
untuk mengingatkan senior mereka dengan alasan “sungkan”. Padahal terkadang
yang tua tidak selalu benar. Kearifan lokal sudah seharusnya tidak membendung
segala langkah kita. Kearifan lokal harus tetap di pertahankan karena merupakan
warisan dunia dan bukti adanya kejayaan masa dulu. Hanya saja memang harus di
sesuaikan dengan kondisi sekarang. Sehingga tidak ada lagi “tabrakan” antara
kearifan lokal dengan pemikiran masa kini. Sudah seharusnya kearifan lokal
harus di sikapi dengan lebih bijaksana. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan
menjaga warisan nenek moyang kita?
Friday, 29 June 2012
My Family
Entah karena hari ini saya memang sedang melankolis atau apa tapi baca tulisan mba Ila rizki Nidiana membuat saya menangis lagi. Saya anak pertama merasa sangat tidak sempurna. Saya yang selalu asyik dengan dunia sendiri. Saya yang selalu mereka anggap galak luar biasa. Semuanya hanya karena Saya ingin mereka bisa lebih baik.
Baru sekarang saya bisa mengenal adikku Azra. Si bontot yang manja, yang penakut tapi tergila - gila dengan Barcelona apalagi Messi. Itupun saya masih harus belajar banyak dari mama bagaimana menghadapi Azra.
Bahkan mungkin saya sama sekali tidak mengenal Aji. Adik saya yang sekarang ada di Pondok Kempek cirebon. Saya hanya tahu dia sangat pendiam di rumah tapi anehnya banyak sekali temannya.
Sungguh rasanya saya tertampar! Betapa saya sangat banyak kekurangan..
Kadang saya ragu, apakah bisa menjaga amanat orang tuaku kelak. Mungkin benar kata mba Ila titipkan saja kepada Allah..DIA yang akan selalu menjaga kedua jagoanku. Saya sangat terharu saat aji pernah bilang kalau setiap tahajud selalu mendoakan agar saya segera mendapatkan pendamping. Entah apakah memang benar atau tidak tapi sungguh saya sangat terharu.
Ya Allah jagalah kedua orang tuaku..Jagalah kedua jagoan kecilku...Thethe sayang kalian...
Thursday, 28 June 2012
Renungan Siang Hari
" Loh sekarang kerja dimana?" tanya ibu itu.
" Jaga toko material aja tante," jawabku sekenanya. Kenapa harus bertemu dengan ibu itu di tempat suplierku.
" Loh padahal kamu khan sarjana ekonomi khan? kok cuman jaga toko? pas di Semarang jadi tukang bakso khan ya? Duh eman - eman ilmunya dong..Tika aja sekarang kerja di Bank padahal cuma D3 " jwab ibu itu.
Sumpah aku pengin banget nangis! Sayang saya inget kalo ini bukan tempat yang tepat untuk menangis. Untung saja mama tidak mendengar perkataan salah seorang ibu teman saya. Saya hanya tersenyum menahan amarah. Tak perlu lah saya jelaskan semua kenapa memilih semuanya dari nol.
Saya sudah terbiasa dengan komentar - komentar seperti itu, Bahkan ada yang menganggap kalau IPK saya di bawah 3 jadi ga bisa kerja di kantoran. Saya pun hanya bisa mengucapkan istigfar sebanyak mungkin. mencoba menenangkan hati yang siap meledak.
Memang benar saya pernah berjualan bakso kerja sama dengan salah seorang teman. Gagal memang, tapi banyak sekali pelajaran yang saya dapat dari itu semua. pelajaran yang ga akan pernah saya dapat di bangku kuliah. Oiya, kalo ada yang bilang ilmu di bangku kuliah ga di pake itu salah besar. Saya lulusan manajemen sudah seharusnya mempraktekan ilmu manajerial walaupun cuma usaha bakso. Saya tidak pernah malu! karena itulah pelajaran hidup. Lagi pula kalau pun ada yang ingin belajar wiraswasta dengan basic yang berbeda so what?
Oiya, Saya belum bilang alasannya kenapa memilih jalur ini ya? Awalnya saya bimbang, apakah pilihan ini benar? sampai akhirnya aku kembali yakin dengan pilihanku dengan melihat kondisi sekitarku.
Tuesday, 26 June 2012
Juni yang spektakuker
Duh, entah mau bilang apa tentang bulan Juni ini. Semuanya sangat spektakuler. Kayaknya perlu saya tulis kenapa spektakuler hehehehe..ntar dech postingan yang lain. Bermula dari perkenalanku dengan perpustaakaan kota. Serius dah kalo mba Ila ga bilang kayaknya aku ga tau kalo Tegal punya perpustakaan. Perlu waktu yang agak lama untuk membuat kartunya, salah aku juga sech. Setelah jadi akhirnya bisa pinjem 2 buku an lagi lagi spektakuler banget aku bisa pinjem 2 buku yang keren. Buku pertama novel historical fiction (mudah2an ga salah nulis ya..hehehe) judulnya SAMITA kisah pendekar muslimah murid dari Laksamana Cheng HO. Aku langsung tertarik karena aku suka silat dan penasaran isinya. sedangkan buku ke dua adalah My Stupid Boss 3 ! beda banget khan??? hehehe..Kapan - Kapan aku bahas dech,,hehehehe
Setelah acara peminjaman itu slesai mba ila bikin aku suprise minjemin novel - novelnya #peyuk mba ila yang kenceng!!!! dan ternyata itu adalah Sunshine Become Younya Ilana Tan yang selama ini aku cari huhuhuhu. Seneng banget akhrnya bisa bacaaa!!!!!! mewek dah endningnya sad. terus - terus di pinjemin novelnya orizuka yang keren abiiisssssss....duh pengen ngoleksi dechhhhhh....Apa jadinya lah tanpa mba Ilaaaaaa...hehehehehe..
Hal yang membuat Juni tambah Spektakuler adalah liburan ke Semarang yang amat sangat luar biasa dan spesial!!!!!!!!!!!!!!!!!! gokil lah pokoknya!! mpe ada acara kesasar segala hwakakakakak....Duh walaupun pulangnya jadi njegleg tapi tak apalah...Seneng banget dahhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!
Tunggu postingan lainnya ya.. Aku udah janji pengin belajar review bukuuuu..heheheh
Monday, 4 June 2012
Pantai Baron Jogja
Jogja! itulah tujuan Saya dan Rani. Saya sangat terobsesi dengan Jogja karena provokasi Rani, sedangkan Rani sangat terobsesi dengan pantai Baron. Tanggal 3 Mei kami nekat ke Jogja dengan uang seadanya. Layaknya pengelana kami berdua naik motor tentu saja Rani yang di depan. Sempat terpikir akan mampir ke Gua Kerep Maria salah satu tempat wisata spritual di kabupaten Semarang karena saya rindu dengan suasana disana, namun kami urungkan karena mengejar waktu. Sesuai rencana kami akan mampir di Magelang untuk sholat dan untuk wisata kuliner Magelang yaitu bakso kerikil. Yup! saya sangat penasaran dengan bakso kerikil gara - gara cerita heboh Rani yang kebetulan berasal dari magelang. 2 mangkok bersarang dalam perutku cukuplah untuk melanjutkan perjalanan.
Sesampainya disana hari sudah gelap, Indah teman Rani sudah menunggu di tempat yang kami tentukan. Karena sudah malam kami akhirnya makan malam di sebuah warung nasgor dekat D3 Teknik Elektro UGM (Ga tau dech sekarang masih apa ga) saya cukup kaget karena ternyata di Jogja harga es teh dan es jeruk sama. Padahal di Semarang bisa beda jauh. Selesai makan kami istirahat di kos Indah karena besok kami akan berkeliling Jogja mencari Pantai Baron. Sedangkan indah harus kuliah kedokteran.
Pagi hari kami sudah bersiap. Berbekal peta yang sudah Rani siapkan kami menjelajah Jogja. Tidak harus berbelanja karena budget kami yang sangat tipis. Cukuplah merasakan atmosfir Jogja yang selama ini aku dengar dari cerita orang -orang.
Kami sempat tersesat. Gila! bener kata orang Jogja lebih banyak motornya daripada angkotnya. Kami sempat putus asa mencari pantai itu. pada akhirnya feeling driver Rani mulai menampakkan hasil. Kami mengikuti sebuah plank jalan. Aku lupa daerah apa. Kami terus ikuti sampai akhirnya tiba - tiba jalan semakin naik. Aku dan Rani sempat berpikir apa iya pantai di atas gunung. Tapi kami tetap mengikuti jalan itu. Lama kelamaan banyak sekali kendaraan yang menuju arah yang sama. Rupanya memang ada tempat wisata, sayangnya bukan yang kami harapkan.Kami terus saja mengikuti jalan. Sesaat terlihat plank Pantai Baron. Maka kami pun mulai semangat lagi! perlahan lahan harapan muncul kembali tentang Pantai Baron. Aneh! ini benar - benar pegunungan! jalanan semakin menanjak naik.
Mungkin hampir 2 jam lebih kami menempuh perjalanan setelah akhirnya gerbang itu muncul. ternyata Pantai Baron terdapat di komplek pantai. Ada Pantai Krakal, Pantai Krukup dan banyak lagi. Saya takjub! Pantai itu ada di tengah - tengah gunung eh karang eh entahlah apa sebutannya. Baru kali ini saya melihat pantai selatan. Ombak besar itu benar - benar dahsyat. letih perjalanan terobati sudah dengan pemandangan yang terhampar.
Selesai bernarsis ria tadinya kami ingin sekali menikmati kelapa muda, namun urung mengingat kami harus irit.
Akhirnya kami pulang dengan rasa senang karena berhasil menemukan pantai Baron. Sesampainya di kos Indah kami tertidur pulas. Malam hari kami memutuskan jalan - jalan dengan bus Trans Jogja (kalau tidak salah, pokoknya mirip busway lah) menikmati malam hari di Malioboro. menikmati gudeg asli Jogja. tertawa sambil bercerita tentang hari ini.
Mungkin traveling ini tidak istimewa, tapi satu yang menjadi pelajaran adalah tak perlu bermodalkan besar, asal bisa irit dan niat. dan ternyata tempat yang indah akan semakin berkesan dengan perjalanan yang mendebarkan.
so Moral of The Story nya adalah Jangan takut traveling walau duit tipis yang penting bisa buat makan dan hal - hal mendadak. ATM harus bawa tapi bukan buat shoping jaga -jaga kalau ada apa - apa. Tempat yang indah akan semakin berkesan dnegan perjalanan yang tidak biasa. Heheheh
Subscribe to:
Posts (Atom)


