Thursday, 24 April 2014
After Wedding : Ibu dan Istri bukanlah pilihan!
Mungkin
postingan ini agak sotoy ya membahas sesuatu hal yang aku sendiri belum
ngalamin (ceeilaaa). Yupz siap - siap postingan ini tentang menantu dan
mertua!! (jeng…jeng..) Salah satu alasan kenapa aku buat postingan ini adalah
gegara bebeerapa hari yang lalu ngaji terus ustadz Ozi melipir bahas tentang
menantu dan mertua.
Seperti yang
kita tahu bahwa anak laki - laki walaupun sudah menikah, wajib hukumnya untuk
selalu merawat orang tua kandung. Beda hal dengan perempuan yang sudah tidak
ada kewajiban merawat orang tua. Tapi anehnya banyak sech aku liat seorang
istri yang uring - uringan kalau suami kasih uang untuk kebutuhan orang tuanya.
Padahal kebutuhan untuk keluarganya sendiri sudah terpenuhi.
Salah satu hal
yang perlu di ketahui adalah pendapatan seorang suami itu tidak serte merta di
serahkan kepada istri lho. Pendapatan suami itu harus di bagi tiga yaitu :
untuk keperluan suami, orang tua dan istrinya. Kenapa keperluan suami? Khan
udah di siapkan oleh istri? Yaelah mpok emang tega lihat suami ga punya duit?
Miris juga kalau liat suami yang kagak pegang duit. Sekali pegang cuman buat
bensin. Suami itu pencari nafkah keluarga jadi biarlah dia sedikit merasakan
hal jerih payahnya. Tapi jangan kebablasan aja ya heheheh. Saling menyadarilah.
So, why buat orang tua? come on ladies..siapa sech yang mengandung suami mu?
Ibunya khan. Melahirkan suami?Ibu. Merawat dan membesarkan suami?ibu. tapi
giliran udah dapet duit di kasih siapa? Istri. Perhatian untuk sang ibu
berkurang untuk keluarga kecilnya. So, akan sangat bijak sekali bila seorang
istri menghormati sang mertua.
Hal inilah yang di praktekan langsung
mama saat menghadapi mbah. Well, seriously buat aku mama itu menantu yang
paling baik di dunia. Mau ngelap badan mbah waktu sakit, mau ganti pampers
mbah, mau nyebokin mbah. Setelah semua hal yang beliau lalui sama mbah. Kalau
kata mama, itu merupakan bukti bakti mama terhadap seorang suami. Memuliakan
ibunya. Lagian mama ga bisa berbakti atau melayani orang tua sendiri karena jauh
di Bandung. So, akhirnya ya mengurus mertua. Kata mama sech berharap besok
menantu nya juga bisa baik (hehehehe…kok jadi ga ikhlas ma)
Kalau kata mamah dedeh sech ya
menantu sama mertua ya harus tahu porsinya masing - masing. Orang tua itu ga
boleh minta - minta sama anaknya, di kasih terima kalau ga di kasih ya
kebangetan (hwakakak…). Ibu dan istri itu bukan pilihan tapi keduanya harus
bisa mendapatkan perhatian suami. Berat ya jadi laki - laki.
Duh, pasti dech banyak yang protes
heheheh. Iya ngerti ini hanya teori dan aku pribadi belum mempraktekan. Tapi
paling tidak ini ilmu yang ga ada salahnya di share sebagai bekal untuk berumah
tangga besok. Oiya, sebenarnya ada lagi sech tentang seorang istri yang di
ceritain sama ustadz Ozi. Tapi besok - besok lagi aja kali ya…daaaadaaahhh (ala
mis uniperse)
Sunday, 20 April 2014
Sebuah Ketidakpedulian atau...?
Lama ya ga ngeblog, sekalinya mau
posting mau curhat ga jelas heheheh. Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu
mbah sakit dan harus di opname di salah satu klinik dekat rumah. Tidak ada yang serius sech hanya penyakit tua
yang salalu kambuh kapan saja bila sedikit saja pantangan di langgar. Dan seperti
biasa karena mama tidak bekerja hanya ibu rumah tangga biasa jadi ya beliau
yang menjaga mbah dari pagi sampai sore. Sebenarnya mama juga punya kesibukan
tak apalah sama - sama menjaga seorang ibu.
Sore hari
biasanya bu lik ku yang gantian menjaga bergiliran lah sampai malam. Aku pribadi
juga ikut - ikutan kena jadwal shift (akhirnya pinggangku kumatt huhuhu). Aneh bin
ajaibnya ada juga sodara ku yang ga jenguk sama sekali mbah di klinik. Alasannya
repot sama anak. Padahal anaknya bisa kok di titipin sama mertuanya. Kalau dia
jauh mah ga masalah, lah ini rumahnya dekeeett banget. Om ku aja sampe gemes banget.
Kalau kata ayahku sech ga heran, pas gadis aja cuek apalagi kalau nikah.
Aku jadi
mikir apa iya pernikahan semerepotkan itu? Hanya untuk menjenguk mbah yang
sakit? Padahal bu lik - bu lik ku lebih repot lagi tapi bisa tuch nengok dan
bahkan jaga walau hanya satu jam atau dua jam.
Kalau kayak
gini rasanya balik lagi ke management waktu dan kepedulian ya. jangan dech
pernikahan atau anak jadi alasan. Karena hal seperti itu pasti akan menuai
hasilnya. Aku sech memang seneng - seneng aja kalau tenagaku bisa bermanfaat
buat orang lain apalagi jaga mbah.
Postingan ga
penting ya hehehehe…mudah - mudahan yang ga penting ini bisa bermanfaat.
Amiinn..
Subscribe to:
Posts (Atom)


